Rabu, 09 Oktober 2019

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



MAKALAH
(Pendidikan Agama Islam)




Disusun Oleh :
Nursiah_H0417334





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2017







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Dari dahulu sampai sekarang salah satu persoalan yang sering diperbincangkan dan sangat menarik untuk diperbincangkan adalah tentang manusia. Perbincangan tersebut meliputi tentang bagaimana penciptaan manusia? Siapa manusia itu? Mengapa manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang berbeda dari makhluk lainnya? Dan bagaimana eksistensinya di hadapan Allah SWT?
            Dalam islam, manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang berbeda dari makhluk lainnya. Dikatakan berbeda karena Allah SWT memberikan kemampuan berpikir kepada manusia sedangakan tidak untuk makhluk lainnya. Tetapi, ketika kemampuan itu disalahgunakan oleh manusia maka manusia akan menjadi makhluk yang sangat rendah daripada makhluk lainnya.
            Berdasarkan penjelasan di atas dan sebagai salah satu makhluk Allah SWT yang ditakdirkan diciptakan dalam bentuk manusia, sudah seharusnya kita mengetahui hakikat penciptaan manusia yang sebenarnya menurut pandangan islam. Oleh karena itu makalah ini akan disusun dengan berpacu pada judul “Hakikat Penciptaan Manusia Menurut Pandangan Islam”.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian manusia menurut pandangan islam?
2.      Bagaimana penciptaan manusia dalam islam?
3.      Apa hakikat penciptaan manusia dalam islam?
4.      Apa saja sifat-sifat hakikat manusia?
5.      Apa tujuan diciptakannya manusia menurut islam?
6.      Apa fungsi dan peran manusia menurut manusia?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian manusia menurut pandangan islam.
2.      Untuk mengetahui penciptaan manusia dalam islam.
3.      Untuk mengetahui hakikat penciptaan manusia dalam islam.
4.      Untuk mengetahui sifat-sifat hakikat manusia.
5.      Untuk mengetahui tujuan diciptakannya manusia menurut islam.
6.      Untuk mengetahui fungsi dan peran manusia menurut islam.

               




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam
            Dalam Al-Qur’an manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al-insaan, al-naas, al-abd dan bani adam. Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
            Dalam Al-Qur’an dan As-sunnah juga disebutkan bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk paling sempurna dan paling mulia serta memiliki berbagai potensi dan juga memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
            Jadi pengertian manusia menurut pandangan islam dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.

B.     Penciptaan Manusia dalam Islam
            Penciptaan manusia dalam Islam telah digambarkan oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Mu’minun ayat 12-16, yang artinya : “Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulalng, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS Al-Mu’minun : 12-16)
            Manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui proses alamiah yang berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu antara lain:
1.      Tahap jasad
                  Al-Qur’an menjelaskan bahwa permulaan penciptaan manusia adalah dari tanah (turaab) yaitu tanah berdebu, terkadang al-Qur’an menyebut hal tersebut dengan istilah Tin atau salsal. Yang dimaksud dengan tanah tersebut adalah sari patinya. Hal ini bukan berarti bahwa manusia dicetak dari bahan tanah, seperti orang membuat patung tetapi lebih pada makna simbolik yaitu sari pati yang berbentuk tumbuhan atau binatang yang kemudian menjadi bahan makanan manusia.

2.      Tahap hayat
                  Manurut Al-Qur’an awal mula kehidupan manusia adalah air sebagaimana kehidupan tumbuhan dan binatang, yang dimaksud dengan air disini adalah air yang disebut sperma. Sperma kemudian membuahi sel telur di dalam rahim seorang wanita, sperma itulah yang merupakan awal mula hayat (kehidupan) seorang manusia.

3.      Tahap ruh
                  Yang dimaksud dengan ruh disini adalah sesuatu yang dihembuskan oleh Allah SWT dalam diri manusia dan kemudian menjadi bagian dalam diri manusia, pada saat yang sama Allah SWT juga mewujudkan penglihatan, pendengaran dan hati bagi manusia. Adanya proses peniupan ruh dalam diri manusia yang diiringi dengan pemberian pendengaran, penglihatan dan hati merupakan bukti bahwa yang menjadi pemimpin dalam diri manusia adalah ruh, dan ruh pula yang dapat membimbing pendengaran, penglihatan dan hati dalam memahami kebenaran.

4.      Tahap nafs
      Kata nafs dalam al-Qur’an mempunyai empat pengertian yakni nafsu, nafas, jiwa dan diri (kelakuan), diantara keempat pengertian itu al-Qur’an lebih sering menggunakan kata nafsu untuk pengertiian diri (kelakuan). Diri atau kelakuan adalah kesatuan dinamik antara jasad, hayat dan ruh. Dinamikanya terletak pada kegiatan yang dilakukan oleh jasad, hayat dan ruh, kesatuannya bersifat spiritual yang tercermin di dalam aktivitas kehidupan manusia.

C.    Hakikat Penciptaan Manusia dalam Islam
            Allah mencipakan manusia dengan dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani adalah tubuh atau jasad manusia yang tersusun atas organ dan sistem organ. Unsur yang kedua yaitu unsur rohani yakni ruh atau jiwa. Kedua unsur ini berkaitan satu sama lain dan apabila kedua unsur tersebut berpisah maka manusia disebut mati sehingga tidak lagi dapat disebut manusia. Adapun hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah sebagai berikut:
a.      Makhluk Allah yang paling sempurna
                  Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan. Hal ini dilihat dari segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At-Tin yang artinya : ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS At-Tin : 4)

b.      Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT
                  Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam AS telah mengakui Allah sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa yakni Allah SWT.

c.       Manusia diciptakan sebagai hamba Allah
                  Adapun Allah menciptakan manusia untuk mengabdi dan menjadi hamba yang senantiasa beribadah dan menyembah Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surat Az-Zariyat  ayat 56 yang artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada-Ku”. (QS Az-Zariyat : 56)
                  Ibadah yang semestinya dilakukan manusia terdiri dari dua golongan yakni ibadah yang bersifat khusus dan ibadah yang bersifat umum. Ibadah yang sifatnya khusus antara lain : ibadah shalat wajib, puasa (pada bulan ramadhan), zakat, naik haji bagi yang mampu dan sebagainya. Sedangkan ibadah yang bersifat umum adalah seperti melakukan amal saleh yang tidak hanya bermanfaat bagi dirinya akan tetapi bermanfaat juga untuk orang lain dan dilandasi niat yang ikhlas dan bertujuan hanya mencari keridhaan Allah semata seperti : bersedekah, menyambung tali silaturrahmi, menikah dan sebagainya.

d.      Manusia diciptakan Allah sebagai Khalifah
                  Kata Khalifah berasal dari bahasa Arab yakni khalafa atau khalifatan yang artinya meneruskan, sehingga kata khalifah yang dimaksud adalah penerus agama islam dan ajaran dari Allah SWT. Sebagai manusia yang berperan sebagai khalifah maka manusia wajib menjalankan tugasnya untuk senantiasa menjaga bumi dan makhluk lainnya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya kelak di hari akhir.
                  Hal tersebut disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,  padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”. Allah berfirman : “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS Al-Baqarah : 30)
                  Dengan demikian, hakikat penciptaan manusia selayaknya membuat kita sadar bahwa sebagai manusia kita diciptakan untuk menyembah dan melakukan kewajiban kita di dunia sebagai khalifah. 

D.    Sifat-sifat Hakikat Manusia
a.      Pengertian sifat hakikat manusia
                  Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang membedakan manusia dengan hewan, meski dari segi biologis memiliki kemiripan. Misal dari bentuknya manusia dan orang utan sama-sama bertulang belakang, berjalan dengan dua kaki, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segalanya.
                  Disebut sifat hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan, karena manusia mempunyai hati dan dua kekuatan. Pertama, kekuatan yang tampak seperti tangan, kaki, mata dan anggota tubuh lainnya yang tunduk kepada perintah hati, inilah yang disebut dengan pengetahuan. Kedua, kekuatan yang mempunyai dasar yang mendalam seperti otak dan syaraf inilah yang disebut dengan kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan manusia dengan hewan.

b.      Sifat-sifat hakikat manusia
                  Wujud sifat Hakikat manusia Menurut Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk dibagi menjadi 8 bagian yaitu :
1)      Kemampuan Menyadari Diri
            Berkat adanya kemampuan menyadari diri, manusia dapat menyadari dirinya sendiri memiliki ciri khas dan karakteristik. Dengan kemampuan ini manusia juga dapat menyadari kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam dirinya dan memahami potensi-potensi yang ada disekitarnya.
2)      Kemampuan Berekstensi
            Adalah kemampuan manusia untuk dapat menempatkan diri dan dapat menerobos atau menebus batas-batas yang membelenggu dirinya sehingga tidak terbelenggu dalam ruang dan waktu seperti mengatasi situasi dan peristiwa atau melihat prospek masa depan.
3)      Kata Hati (Consecience Of Man)
            Kata hati atau hati nurani adalah kemampuan manusia untuk membuat keputusan yang baik atau buruk dan yang baik atau yang salah, jadi manusia dalam berbuat juga harus berdasarkan kata hati agar tidak melakukan kesalahan.
4)      Moral
            Moral adalah bentuk pengertian yang menyerupai perbuatan maka yang dimaksud moral yaitu perbuatan itu sendiri. Moral dan kata hati mempunyai kemiripan, artinya orang yang mempunyai kata hati belum tentu mempunyai moral yang baik. Dapat disimpulkan bahwa moral yang sinkron dengan kata hati merupakan manusia yang mempunyai moral baik begitu juga sebaliknya moral yang tidak sinkron dengan kata hati merupakan manusia yang mempunyai moral buruk.
5)      Tanggung Jawab
            Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung akibat dari perbuatan yang menuntut tanggung jawab yang dilakukan manusia. Wujud tanggung jawab terdiri dari tanggung jawab diri sendiri, tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab terhadap Tuhan. Tanggung jawab diri sendiri bentuknya berupa penyesalan yang mendalam, sedangkan tanggung jawab masyarakat tuntutannya berupa sanksi-sanksi sosial. Tanggung jawab terhadap Tuhan tuntutannya berupa perasaan berdosa dan terkutuk.


6)      Rasa Kebebasan
            Adalah tidak merasa terikat dan terbebani oleh sesuatu tetapi sesuai dengan kodrat manusia, artinya manusia bebas melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan kodrat manusia itu sendiri.
7)      Hak Dan Kewajiban
            Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban. Sehingga dapat disimpulkan Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus dipenuhi haknya.
8)      Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
            Kemampuan menghayati kebahagiaan adalah integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan sebagainya dengan pengalaman pahit dan penderitaan yang sebelumnya dialami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduan dari usaha, hasil dari pengalaman yang menyenangkan ataupun pengalaman yang pahit.

E.     Tujuan Diciptakannya Manusia Menurut Islam
                  Dalam islam ada beberapa tujuan diciptakannya manusia, antara lain:
1)      Menyembah kepada Allah SWT (Beriman)
            Manusia diciptakan dengan tujuan agar menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa yaitu Allah SWT. Dengan pengertian yang lebih sederhana, manusia memiliki keharusan menjadi individu yang beriman kepada Allah (Tauhid). Kebalikan dari beriman adalah syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini.
2)      Memanfaatkan Alam Semesta (Beramal)
            Kehidupan manusia memiliki tujuan untuk memakmurkan alam semesta beserta isinya dan mewujudkannya dengan bentuk mengambil i’tibar (pelajaran), menunjukan sikap sportif dan inovatif serta selalu berbuat yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Dengan kata lain tujuan hidup manusia semacam ini dapat dikatakan dengan tujuan untuk “Beramal”.
3)      Membentuk Sejarah Dan Peradaban (Berilmu)
            Dunia mengandung nilai kebaikan dan keteraturan yang sangat harmonis yang diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia, khususnya perkembangan sejarah dan peradabannya. Oleh karena itu tujuan manusia adalah untuk melakukan penyelidikan terhadap alam untuk mengerti potensi-potensi yang tuhan berikan  yang berlaku didalamnya dan kemudian memanfaatkannya dengan hukum-hukumnya sendiri, untuk kemajuan sejarah dan peradabannya. Karena di kehidupan nanti manusia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT, oleh karena itu manusia harus memiliki tujuan untuk membentuk sejarah dan peradabannya dengan baik.




F.     Fungsi dan Peran Manusia Menurut Islam
a.      Peran Manusia Menurut Islam
                  Berpedoman kepada QS Al-Baqarah 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran  Allah. Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain. Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah:
1)      Belajar
            Manusia sebagai khalifah harus mau belajar. Obyek belajarnya adalah ilmu Allah yang berwujud Al-Quran dan ciptaan-Nya. Hal ini tercantum juga di dalam QS An-Naml ayat 15-16 dan QS Al-Mukmin ayat 54.
2)      Mengajarkan Ilmu
            Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain. Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al-Quran dan juga As-sunnah.
3)      Membudayakan Ilmu
            Ilmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan, sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya. Hal ini tercantum pula di dalam QS Al Mu’min ayat 35.

b.      Fungsi Manusia Menurut Islam
                  Di dalam al-Qur’an disebutkan fungsi yang diberikan Allah kepada manusia. Fungsi tersebut antara lain:
1)      Fungsi manusia terhadap diri pribadi
            Manusia terdiri dari kesatuan unsur jasmani dan rohani. Unsur rohani terdiri dari cipta (akal), rasa dan karsa. Unsur jasmani yang memerlukan makan, minum, pakaian, tempat tinggal, kesehatan dan sebagainya dipenuhi sebaik-baiknya. Fungsi manusia terhadap diri pribadi yaitu memenuhi kebutuhan unsur-unsur tersebut secara menyeluruh agar kebutuhan pribadi tetap terjaga.
            Akal yang merupakan salah satu segi unsur rohani kita bertabiat suka berpikir. Tabiat suka berpikir akan dipenuhi dengan berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi hidup manusia. Rasa yang juga merupakan salah satu segi unsur rohani yang selalu merindukan keindahan, kebenaran, keadilan dan sebagainya itu kita penuhi pula kebutuhannya dengan berbagai kesenian yang sehat, hidup dengan pedoman yang benar, berlaku adil dan sebagainya (Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 4).
            Perasaan yang rindu kepada kebaikan diisi dengan nilai-nilai moral, perasaan  yang rindu kepada keindahan diisi dengan nilai-nilai seni budaya, perasaan yang rindu kepada kemuliaan diisi dengan taqwa, perasaan yang rindu kepada kesucian diisi dengan usaha-usaha meninggalkan sifat-sifat tercela, seperti dengki, takabur, aniaya dan sebagainya (Ahmad Azhar Basyir, 1984 : 8).
2)      Fungsi manusia terhadap masyarakat
            Firman Allah dalam QS Al-Hujarat ayat 13 yang artinya : “Hai manusia, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan telah kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang paling mulia di antara kamu di hadirat Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS.al-Hujarat: 13).
            Dari ayat ini dapat diketahui bahwa manusia adalah makhluk individual, makhluk relegius, dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan untuk kepentingan pribadi, sebagai makhluk relegi manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan kekuatan di luarnya (Allah), adanya hubungan yang bersifat vertikal, dan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan manusia yang laiannya, maka kemudian terbentuklah kelompok-kelompok masyarakat (Bimo Walgito, 1987 : 41).
            Fungsi manusia terhadap masyarakat terbangun atas dasar sifat sosial yang dimiliki manusia, yaitu adanya kesediaan untuk selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Ditegaskan dalam al-Qur'an bahwa manusia selalu mengadakan hubungan dengan Tuhannya dan juga mengadakan hubungan dengan sesama manusia. Kesedian untuk memperhatikan kepentingan orang lain, dalam hal ini adalah tolong menolong. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur'an surat al-Maidah ayat 2, sebagai berikut: "Dan tolong menolong-menolong kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". (QS Al-Maidah : 2).

3)      Fungsi manusia terhadap alam dan lingkungan
            Fungsi manusia terhadap alam adalah bagaimana manusia memanfaatkan potensi alam untuk mencukupkan kebutuhan hidup manusia. Banyak ayat-ayat al-Qur'an yang menegaskan bahwa segala sesuatu di langit dan dibumi ditunjukan Allah kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sendiri (QS.al-Jatsiyah ayat 13). Laut, sungai, matahari, bulan, siang dan malam dijadikan sebagai sarana kemakmuran hidup manusia (QS. Ibrahim ayat 32-34), binatang ternak diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (QS. an-Nahl ayat 5), laut ditundukkan kepada manusia sebagai sarana komunikasi dan untuk digali dan dimanfaatkan kekayaannya (QS. Fathir ayat 12 dan an-Nahl ayat 14).
            Dalam memenuhi fungsi manusia terhadap alam, hendaknya selalu diusahakan agar keselamatan manusia tidak terganggu. Tidak memanfaatkan potensi alam secara berlebih-lebihan, agar generasi mendatang masih dapat menikmatinya, karena potensi alam terbatas (Ahmad Azhar Basyir, 1985 : 16). Apabila berlaku belebih-lebihan, tamak, rakus, dalam menanfaatkan potensi alam akan berakibat kerusakan pada manusia itu sendiri. Dalam hubungan ini, Allah memperingatkan manusia dalam (QS. Ruum ayat 41) bahwa : "Kerusakan di darat dan laut terjadi akibat perbuatan tangan manusia sendiri, Allah merasakan kepada mereka sebagai (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali ke jalan yang benar". Berdasarkan ayat ini, maka pemanfaatan potensi alam untuk kepentingan manusia sekarang harus memperhatikan kepentingan generasi mendatang, dengan berusaha menjaga dan melestarikan potensi alam tersebut.

4)      Fungsi manusia terhadap Allah
            Fungsi manusia terhadap Allah ditegaskan dalam al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56, sebagai berikut : "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku". Dan juga dalam al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 21, Allah memerintahkan manusia untuk beribadah, sebagai berikut : "Hai manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa".
            Dengan demikian, beribadah kepada Allah yang menjadi fungsi manusia terhadap Allah baik dalam bentuknya umum maupun dalam bentuk khusus. Ibadah dalam bentuk umum ialah melaksanakan hidup sesuai ketentuan-ketentuan Allah, sebagaimana diajarkan al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Ibadah dalam pengertiam umum mencakup segala macam perbuatan, tindakan dan sikap manusia dalam hidup sehari-hari. Sedangkan ibadah dalam bentuk khusus yaitu berbagai macam pengabdian kepada Allah yang cara melakukannya sesuai dengan ketentuan.
            Dalam bidang aqidah, fungsi manusia terhadap Allah adalah meyakini bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Bertuhan kepada selain Allah berarti suatu penyimpangan dari fungsi manusia terhadap Allah. Bertuhan kepada Allah adalah sesuai sifat dasar manusia yaitu sifat relegius, tetapi sifat "hanief" yang ada pada manusia membuat manusia harus condong kepada kebenaran yaitu mentauhidkan Allah.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Menurut pandangan islam manusia adalah ciptaan Allah SWT yang diciptakan dalam bentuk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain.
2.      Dalam islam manusia diciptakan oleh Allah SWT melalui 4 tahap, yaitu: tahap jasad, tahap hayat, tahap ruh dan tahap nafs.
3.      Hakikat manusia menurut islam berdasarkan substansi penciptaan adalah antara lain:
ü  Makhluk Allah yang paling sempurna
ü  Manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT
ü  Manusia diciptakan sebagai hamba Allah SWT
ü  Manusia diciptakan Allah sebagai khalifah
4.      Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang membedakan manusia dengan hewan, meski dari segi biologis memiliki kemiripan.
Wujud sifat hakikat manusia menurut Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk dibagi menjadi 8 bagian yaitu : Kemampuan menyadari diri, kemampuan berekstensi, kata hati (Consecience of Man), moral, tanggung jawab, rasa kebebasan, hak dan kewajiban serta kemampuan menghayati kebahagiaan.
5.      Tujuan diciptakannya manusia menurut islam yaitu:
1)      Menyembah kepada Allah SWT (Beriman)
2)      Memanfaatkan alam semesta (Beramal)
3)      Membentuk sejarah dan peradaban (Berilmu)
6.      - Peran manusia menurut islam yaitu:
1)      Belajar
2)      Mengajarkan ilmu
3)      Membudayakan ilmu
- Fungsi manusia menurut islam yaitu:
1)      Fungsi manusia terhadap diri pribadi
2)      Fungsi manusia terhadap masyarakat
3)      Fungsi manusia terhadap alam lingkungan
4)      Fungsi manusia terhadap Allah

B.     Saran
            Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dalam wujud manusia, sudah seharusnya kita mengetahui hakikat penciptaan kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, agar kita dapat hidup dengan berpedoman pada  hakikat penciptaan tersebut.





























































































Tidak ada komentar: